Monday, July 26, 2010

Tentang UU ITE . . .

Belakangan ini social networking semakin banyak hadir disekitar kita. Mulai dari Facebook, Twitter, Plurk, Tumblr dan lain – lain. Masyarakat seakan – akan ketergantungan pada hal ini. Sebentar – sebentar update status, lagi pergi ke suatu tempat > update status, lagi pusing belajar buat ujian > update status, lagi nonton televisi > update status, lagi kesel sama orang > update status. Nah.. yang terakhir ini nih yang agak mengkhawatirkan. Lain orang lain juga kebiasaannya, beberapa orang memilih menumpahkan kekesalan lewat update status itu. Mungkin ada kepuasan tersendiri, padahal belum tentu masalah akan terselesaikan. Malah mungkin saja masalah akan bertambah besar. Seperti yang kita ketahui, banyak kasus – kasus yang muncul di sekitar kita yang berkaitan dengan pencemaran nama baik. Kasus ini banyak muncul dalam social networking. Ada murid sekolah yang mengejek gurunya, bahkan mengancam akan membunuh guru nya. Dia menulis itu dalam status Facebook, akhirnya murid tersebut dikeluarkan dari sekolah. Ada artis yang menyebut derajat infotainment lebih buruk dari pembunuh, lalu semua wartawan infotainment menuntut artis tersebut. Ada seorang konsumen yang mengeluh atas pelayanan di sebuah Rumah Sakit , akibatnya malah dia dituntut oleh RS tersebut karena dituduh mencemarkan nama baik. Dalam hal ini, orang – orang yang terkait pada kasus tersebut dijerat oleh UU ITE.


Apa itu UU ITE? Undang – Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan Tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Transaksi Elektronik.

Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh Tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.

Undang – undang ini bertujuan untuk

  1. Mengurangi kejahatan yang terdapat di komputer atau cyber;
  2. Menambah pengetahuan masyarakat dimana UUITE itu memang adanya dan bisa mencegah kejahatan di zaman globalisasi;
  3. UUITE juga efektif dilaksanakan untuk menjalin kerjasama antar departemen dan instansi, baik dalam lingkup nasional, regional maupun global;
  4. Menambah pengetahuan masyarakat untuk dapat menggunakan teknologi informasi secara bertanggung jawab dan aman untuk mengunakan komputer.

Sebagian besar, kasus yang terjadi adalah pencemaran nama baik seseorang maupun instansi. Pasal yang terkait dengan hal ini adalah Pasal 27 ayat 3 (tiga), yang berbunyi

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Ketentuan Pidana untuk Pasal ini diatur dalam Pasal 45 ayat 1 (satu) yang berbunyi

“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

Menurut saya Pasal 27 ayat 3 (tiga) ini sangat bertentangan dengan kebebasan berpendapat yang terdapat pada UUD 1945. Apalagi dalam kasus si konsumen rumah sakit, dengan adanya UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen seharusnya konsumen yang komplain tersebut dilindungi apabila pernyataannya terbukti benar.

Dengan kata lain, penerapan UU ITE harus memperhatikan UU lainnya yang terkait. Jangan sampai mengabaikan pihak – pihak tertentu. Dalam hal ini, proses penyidikan sangat penting untuk mengungkapkan kebenaran yang sebenar – benarnya.

Referensi :

Wikipedia

www.binushacker.net/polemik-dan-kontroversi-uu-ite.html

putrimay.blogspot.com



5 comments:

  1. setuju nih sama tulisannya..

    masalah update status, itu kan hak org ya mau nulis status kayak apa.. mau marah2 ato apalah..
    tp nyinggung org/instansi dikit, jadinya ribuuut, hebooh, masuk berita, d penjara.. dimana kebebasan menyuarakan pendapat kita kalo dikit2 d hukum? knp gak menghukum yg emg bner2 bersalah?
    dan yg murid, seperti yg uda gue komenin d blog2 yg lain, gak perlu bgt lah sampe d keluarin muridnya.. cuma bikin malu nama sekolah krn heboh masuk berita..

    yg masalah artis, wartawan info tuh cuma mencari2 kesalahan si artis aja.. yaa emg sih berita2 seperti itu lebih d minati oleh masyarakat kita.. tp kan kalo d pikir2 kasian jg artisnya.. yaa emg sih (lagi) warta-info nyari makan dr berita2 kayak gitu.. tp coba deh cari beritanya yg sama2 menguntungkan antara yg nyari berita sama yg d beritain.. pikirin jg perasaan artis yg d gosipin.. skarang kalo mau nyari aman, gak usah marah2 d status lah.. marah2 aja dlm hati.. apa gak marah2 aja sama org yg bisa d jadiin sasaran, dan yg pasti sasarannya itu bukan org yg bisa bikin masalah makin runyam..

    kalo yg masalah RS, knp jg si konsumen d jadikan tersangka dan d dekam dalam tahanan? pdhl sebenarnya saat itu status dia blom jelas, apakah tersangka, terdakwa, atau korban..
    menurut saya, pengadilan terlalu cepat mengambil keputusan tanpa adanya pengusutan hingga jelas.. pdhl org awam hukum pun bisa melihat bahwa si konsumen ini jelas2 sebagai korban yg d sangat d rugikan.. dan menurut saya lagi, pihak RS sengaja menyudutkan dan menuntut si konsumen tsb krn takut ada kasus2 lain yg slama ini d tutupi terbongkar..

    yaah ini hanya menurut kesotoyan saya saja.. kalo ada yg merasa tersinggung ato apalah, skali lagi ini hanya pendapat pribadi saya.. kita bebas berpendapat kan?
    *ngmg2 bisa jadi 1 postingan sendiri nih, panjang bgt.. males2 dah lo bacanya.. haha

    ReplyDelete
  2. ya saya juga setuju sama komentarnya (walaupun "agak" panjang yaaa) haha

    sebenarnya sih UU ITE juga ga salah sepenuhnya, karena pasti kan itu dibuat dengan pemikiran yang cukup matang. tapi mungkin ya seperti yg lo blg, pengadilan mestinya jgn terburu-buru dalam mengambil keputusan. kasus yang ada mesti dipahami bener-bener biar ga terjadi kesalahpahaman atau bahkan salah tangkap

    ReplyDelete
  3. *jam bls komen lo d sengaja tuh.. haha*

    agak-nya nyindir nih kayaknya.. haha emg panjang bgt sih.. tengah malem niat bgt gue komennya..

    emg UU ITE gak salah, krn sgala sesuatunya d butuhkan aturan.. tp yg salah yg menggunakannya.. krn gak menelaah dulu..

    uda ah, ntar panjang bgt lagi komennya :p

    ReplyDelete
  4. Yah saya sangat setuju dengan pendapat Cloudy Tuesday yang pertama! (Meskipun rada panjang & makan waktu buat baca -_-;

    ReplyDelete
  5. @Stormtrooper:
    hahaha kan gue uda bilang itu bisa jadi 1 postingan sndiri

    ReplyDelete